Pacificnews.id-.Kebanyakan kasus infeksi Varian Omicron di Amerika Serikat (AS) terjadi di wilayah dengan angka vaksinasi yang tinggi. Hal ini disampaikan langsung Pusat Pengendalian Penyakit Menular atau CDC.
Dalam rinciannya, CDC menyebut bahwa dari 43 kasus yang dikaitkan dengan varian Omicron, 34 orang telah divaksinasi lengkap. Selain itu, 14 dari mereka juga telah menerima booster. Meski begitu, hampir semua pasien mengalami gejala yang tidak parah.
“Sebagian besar dari mereka hanya mengalami gejala ringan seperti batuk, sesak, dan kelelahan,” kata laporan lembaga itu dikutip Reuters, Sabtu (11/12/2021).
Gejala lain yang dilaporkan lebih jarang termasuk mual atau muntah, sesak napas atau kesulitan bernapas, diare, dan kehilangan penciuman.
Meskipun jumlahnya sangat kecil, hal itu menambah kekhawatiran yang berkembang bahwa vaksin Covid-19 saat ini mungkin menawarkan perlindungan yang lebih sedikit terhadap varian baru ini yang sangat mudah menular.
CDC juga menambahkan meski banyak kasus Omicron dengan gejala yang tidak berat, ada jeda antara infeksi dan hasil yang semakin sedikit lebih parah.
Meski begitu, gejala infeksi tidak akan menjadi sangat parah bila pasien telah menerima vaksin atau sembuh dari Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sendiri mengungkapkan bahwa strategi vaksinasi merupakan kunci untuk melawan penularan Omicron di dunia.
Takeshi Kasai, direktur Pasifik barat WHO, mengatakan bahwa strategi ini jauh lebih penting dibandingkan menutup perbatasan.
“Orang tidak boleh hanya mengandalkan tindakan perbatasan. Yang paling penting adalah mempersiapkan varian ini dengan potensi penularan yang tinggi. Sejauh ini informasi yang tersedia menunjukkan bahwa kita tidak perlu mengubah pendekatan kita,” ujarnya.
WHO diketahui juga sudah memutuskan memasukkan Omicron dalam Variant of Concern atau VoC (varian yang mengkhawatirkan).
Varian ini dilaporkan memiliki lebih banyak strain atau mutasi daripada varian yang sudah ada yakni Alpha, Beta dan Delta. Ada 32 mutasi protein lonjakan dari varian tersebut.
(*/Cnbc Indonesia)