Pacificnews.id-.Di bawah kepemimpinan Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling (YSK) dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay, pembangunan ekonomi daerah menjadi prioritas utama dalam mewujudkan visi “Sulawesi Utara Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan.”

Pemerintah Provinsi Sulut fokus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, memaksimalkan potensi lokal seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata, agar Sulut menjadi poros penggerak kawasan timur Indonesia.
Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Tembus 7%
Dalam rapat koordinasi ekonomi beberapa waktu lalu, Gubernur YSK menegaskan bahwa Sulut memiliki peluang besar mencapai pertumbuhan ekonomi 7% pada akhir 2025, melampaui rata-rata nasional 5,12%.
“Kami optimis pertumbuhan ekonomi Sulut bisa menembus 7%. Ini didorong oleh semangat Presiden untuk menggalakkan potensi daerah, terutama sektor pertanian dan perikanan,” ujar Gubernur Yulius Selvanus.

Pada Triwulan II 2025, ekonomi Sulut tumbuh 5,64%, dengan sektor pertanian berkontribusi 20,59% terhadap PDRB—menjadikannya pilar utama pembangunan.
Penguatan Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan
1. Pertanian — Pilar Ketahanan dan Pendorong Stabilitas Harga
Pemprov Sulut menargetkan perluasan lahan sawah dari 43 ribu hektare menjadi 59 ribu hektare melalui:
Program cetak sawah baru
Rehabilitasi lahan dan peningkatan irigasi
Penguatan penyuluhan dan digitalisasi produksi
Bantuan bibit dari pemerintah pusat seluas 41 ribu hektare, melalui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, diharapkan meningkatkan hasil padi dan hortikultura strategis.
2. Perkebunan — Andalan Ekspor Nusa Utara
Dengan luas areal 403.539 hektare, sektor ini mencatat ekspor Rp2,5 triliun pada 2024, didominasi oleh:
Kelapa
Pala
Cengkeh
Komoditas unggulan dari Sitaro, Sangihe, dan Talaud memberikan kontribusi kuat pada devisa daerah.
3. Perikanan — Tuna dan Cakalang ke Pasar Global
Sektor perikanan laut tetap menjadi keunggulan Sulut. Hasil tangkapan tuna, cakalang, dan pelagis lain memperkuat ekspor ke Jepang, Tiongkok, dan Uni Eropa.
Infrastruktur dan UMKM: Kunci Transformasi Ekonomi

Wakil Gubernur Victor Mailangkay menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk memperlancar distribusi hasil bumi.
“Kami membangun jalan produksi, gudang pendingin, dan pelabuhan untuk menghubungkan petani dan nelayan ke pasar. UMKM pun kami dorong naik kelas melalui pelatihan dan akses permodalan,” jelas Wagub.
Program unggulan:
Sulut Maju Ekonomi – penguatan produksi dan hilirisasi
Sulut Terhubung – integrasi digital, e-commerce hasil bumi, dan sistem logistics tracking
Dampak yang ditargetkan:
Inflasi terkendali di 3% ±1%
Pengangguran ditekan menjadi 4–5,53%
Peningkatan literasi digital dan daya saing tenaga kerja
Kolaborasi dengan sektor swasta, akademisi (termasuk Unsrat), dan komunitas lokal memastikan pembangunan tetap berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.
Suara Rakyat dan Solusi Pemerintah
Masyarakat menyambut baik program ini. Seorang petani Minahasa, Pak Budi, mengatakan:
“Program ini membantu kami meningkatkan hasil panen dan harga jual. Kami butuh infrastruktur yang lebih baik supaya hasil tidak rusak di jalan.”
Menjawab kebutuhan tersebut, Pemprov Sulut meluncurkan:
Dana rotasi bagi UMKM dan koperasi
Pelatihan SDM berbasis digital dan pertanian modern
RPJMD 2025–2029: Pertumbuhan Berkeadilan
Melalui RPJMD 2025–2029, Pemprov Sulut memastikan pembangunan tidak hanya berpusat di kota besar, tetapi juga menjangkau:
Desa-desa terpencil
Kepulauan terluar
Sentra pertanian dan perikanan
Visinya jelas: pertumbuhan yang merata, inklusif, dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Sulawesi Utara.
(Advetorial)







