KATA “MAKANG” DALAM BAHASA MELAYU MANADO (BMM)

by -1,166 views

Penulis: Dra. Theresia M. C. Lasut, M.Hum.
TMCLasut@gmail.com
Dr. Rina P. Pamantung, M.Hum.
r.pamantung@yahoo.com

FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2022

I.      PENDAHULUAN

Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan gagasan, ide, dan keinginan seseorang kepada orang lain. Menurut Kridalaksana (2011:21) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi. Sebagai alat komunikasi, Bahasa berfungsi sebagai alat penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain sehingga kita dapat menyampaikan yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahasa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan yaitu dalam bentuk simbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tetapi memiliki makna yang jauh berbeda.

Muslich (2008) menyatakan bahwa verba yang dikenal dengan sebuatan kata kerja berbeda dengan kelas kata lainnya, karena memiliki sifat-sifat seperti dapat berfungsi utama predikat atau inti predikat dan juga dapat berfungsi lain yaitu sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Menurut Finoz (2004) verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat.  Verba merupakan unsur yang penting dalam kalimat karena dalam kebanyakan hal berpengaruh besar terhadap unsur-unsur lain yang harus ada dalam kalimat tersebut. Verba mendekat, misalnya, mengharuskan adanya subjek sebagai pelaku, tetapi melarang adanya nomina di belakangnya. subjek sebagai pelaku, tetapi melarang adanya nomina di belakangnya. Sebaliknya, verba mendekati mengharuskan adanya nomina di belakangnya.
Contoh verba dalam Bahasa Melayu manado yakni, “makang” berarti makan sebagai verba sebagai kata tidak dapat dibagi lagi menjadi beberapa kata yang lain. Kata “makang” dalam BMM agak unik karena dapat dipasangkan dengan hamper semua jenis kata yang pada akhirnya menghasilkan jenis kata lain yang bermkna berbeda dengan kata dasar. “Makang” ditambah dengan jalang berarti  mobil yang jalan terlalu luas, ke tengah jalan, melebihi kebutuhannya. Verba berubah menjadi nomina. “Makang doi” berarti boros. Verba menjadi adjektiva. Penggunaan kata makang dengan pasangannya selalu muncul dalam komunikasi setiap hari. Oleh karena itu, kajian tentang kata makang perlu sekali diadakan. Selan itu, penelitian dan kajian tentang verba itu jarang sekali dilakukan.
Permasalahan yang muncul yakni apa bentuk verba makang dalam Bahasa Melayu Manado?   Pertanyaan itu diberikan pada paparan analisis.

Teori yang digunakan tentang verba dapat dijabarkana sebagai berikut.
Alwi (2010) menyatakan jika ditinjau dari segi fungsinya, verba (maupun frasa verbal) terutama menduduki fungsi predikat. Walaupun demikian, verba dapat pula menduduki fungsi lain seperti subjek, objek, dan keterangan (dengan perluasannya berupa objek, pelengkap, dan keterangan).
(1)   Verba dan Frasa Verbal sebagai Predikat
Telah dikemukakan bahwa verba berfungsi terutama sebagai predikat atau sebagai inti predikat kalimat. Marilah kita amati fungsi itu lebih lanjut.
– Mereka bersalam-salaman dengan akrab.
– Pekerjaannya bertani.
– Rompi yang dikenakannya anti peluru.

(2) Verba dan Frasa Verbal sebagai Subjek
Pada kalimat-kalimat di bawah ini terlihat bahwa verba dan perluasannya (yang berupa objek, pelengkap, dan/ atau keterangan) dapat berfungsi sebagai subjek. Pada umumnya verba yang berfungsi sebagai subjek adalah verba inti, tanpa pewatas belakang. Jika verba ini memiliki unsur lain seperti objek dan keterangan, unsur itu menjadi bagian dari subjek.
– Bersenam setiap pagi membuat orang itu terus sehat.

(3) Verba dan Frasa Verbal sebagai Objek
Dalam kalimat berikut verba dan frasa verbal dengan perluasannya berfungsi sebagai objek.
– Doni mencoba makan tanpa nasi.

(4) Verba dan Frasa Verbal sebagai Pelengkap
Verba dan frasa verbal beserta perluasannya dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat seperti terlihat pada contoh-contoh berikut.
– Ia tidak merasa beruntung.

(5) Verba dan Frasa Verbal sebagai Keterangan
Verba dan Frasa Verbal sebagai Keterangan
Dalam kalimat berikut verba dan perluasannya berfungsi sebagai keterangan.
– Ibu baru saja pulang berbelanja

(6) Verba yang Bersifat Atributif
Verba (bukan frasa) juga bersifat atributif, yaitu memberikan keterangan tambahan pada nomina. Dengan demikian, sifat itu ada pada tataran frasa.
Perhatikan contoh berikut.
– Anjing tidur tidak boleh diganggu.

(7) Verba yang Bersifat Apositif
Verba dan perluasannya dapat juga bersifat apositif, yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, seperti yang terdapat dalam kalimat berikut.
– Pekerjannya, mengajar, sudah ditinggalkan.

Aarts and Aarts (1997) menyatakan bahwa verba merupakan salah satu jenis kelas kata yang menyatakan kegiatan atau aktivitas dari subjek. Aarts and Aarts (1982) menyatakan bahwa, ada tipe verba terdiri dari dua tipe yakni 1. Verba beraturan, Regular verbs and Verba takberaturan, Irregular Verbs. Quirk et.al (1985:18) mengemukakan bahwa part of speech atau kelas kata dapat diklasifikasikan ke dalam sepuluh jenis, yaitu: 1. Noun – party, churches, moment. 2. Adjective – fearless, quick, wonderfull. 3. Adverb – today, easily, far. 4. Verb – run, jump, play. 5. Article – the, a, an. 6. Demonstrative – that, this. 7. Pronoun – he, they, which. 8. Preposition – at, in, without. 9. Conjunction – and, when, that. 10. Interjection – oh, uh, ough. Sementara itu Nesfield dalam buku Alwasiah (1993:48) mengatakan bahwa part of speech terbagi ke dalam delapan jenis, yaitu: 1. Nomina yaitu “A word used for naming some person or thing.” Sebuah kata yang digunakan untuk menamai orang atau benda. Contoh: cat, house, car. 2. Pronomina yaitu “A word used instead of noun or noun equivalent.” Sebuah kata yang digunakan sebagai pengganti nomina atau kata yang berfungsi sebagai nomina. Contoh: I, you, we, they, he, she, it. 3. Verba yaitu “A word for saying something about some person or thing.” Sebuah kata yang digunakan untuk mengatakan sesuatu tentang orang atau benda. Contoh: study, swim, did.

Verba dari Segi Perilaku Semantisnya
Verba membesar mengandung makna inheren proses yang menyatakan adanya perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Makna inheren juga tidak selalu berkaitan dengan status ketransitifan suatu verba. Suatu verba taktransitif dapat memiliki makna inheren perbuatan (misalnya, pergi) atau proses (misalnya, menguning). Sementara itu, verba transitif pada umunya memang mengandung makna inheren perbuatan meskipun tidak semuanya demikian. Verba transitif mendengar atau melihat, misalnya, tidak menyatakanperbuatan. Berikut ini beberapa makna inheren verba menurut Alwi, dkk.
(1) Perbuatan
Makna inheren perbuatan dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan Apa yang dilakukan oleh subjek? semua verba perbuatan dapat dipakai dalam kalimat perintah.
(2) Proses
Makna inheren proses dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan Apa yang terjadi pada subjek? Verba proses juga menyatakan adanya perbuatan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. tidak semua verba proses dapat dipakai dalam kalimat perintah.
(3) Keadaan
Verba yang mengandung makna keadaan pada umumnya tidak dapat menjawab pertanyaan Apa yang dilakukan oleh subjek? maupun Apa yang terjadi pada subjek? dan tidak dapat dipakai untuk membentuk kalimat perintah. Verba keadaan menyatakan acuan verba berada dalam situasi tertentu. Verba keadaan sering sulit dibedakan dari adjektiva karena kedua jenis kata itu mempunyai banyak persamaan. Satu ciri yang umumnya dapat membedakan keduanya ialah prefiks adjektiva ter- yang berarti paling dapat ditambahkan pada adjektiva, tetapi tidak pada verba keadaan.

Teori makna dari Leech (1971) dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan kedua. Leech (1981) menyatakan bahwa makna terdiri atas makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah makna sebenarnya dari kata. Makna denotatif sama dengan makna konseptual. Makna konotatif adalah makna diluar dari makna sebenarnya. Makna kiasan atau metaforis dari kata.

II.    METODOLOGI
Metode kajian yang digunakan yakni metode kualitatif melalui pendekatan linguistik sinkronik. Lokasi penelitian di Kota Manado dan Minahasa dan Teori yang digunakan yakni teori Verba dari Aarts and Aarts (1997) dan teori makna (Leech, 1971). Tipe verba dianalisis dengan teori Aarts and Aarts (1997), sementara makna kata “makang” dianalisis dengan teori makna (Leech, 1971).

III. ANALISIS
Kata “makang” yang diperoleh dalam Bahasa Melayu Manado yakni sebagai berikut. Kata “makang” yang dipasangkan dengan kata lain dapat dikatakan sebagai idiom atau Kata majemuk. Kata “makang” dapat dirinci sebagai berikut.

1.     Makang untung          ‘suka mencari kelebihan’
2.     Makang pinggir                ‘selalu mencari kesempatan mendapat untung untuk kepentingan sendiri’
3.     Makang puji               ‘sombong’
4.     Makang tulang            ‘Malas’
5.     Makang gaji               ‘menjadi pembantu’
6.     Makang tampa            ‘mengambil tempat berlebih’
7.     Makang ganang          ‘berpengalaman’
8.     Makang gaji buta       ‘gaji melebihi pekerja’
9.     Makang sogok            ‘menerima sogokan’
10.  Makang dua pintu             ‘ mendapat keuntungan dari banyak sumber’
11.  Makang kaeng            ‘boros kain’
12.  Makang angin            ‘tidak mendapatkan sesuatu’
13.  Makang minya            ‘boros makanan berminya’
14.  Makang waktu            ‘boros, waktu’
15.  Makang doi                ‘boros uang’
16. Nda makang pengajaran  ‘bebal’
17. Bunga makang bunga  ‘bunga peminjaman uang’
 
Kata “makang” yang merupakan jenis kelas kata verba bila dipasangkan dengan kata lain dapat berubah menjadi kata jenis lain yakni nomina, adjektiva dan adverbial. Ada beberapa jenis kelas kata yang dapat dipasangkan dengan kata “makang” sehingga kata itu jadi lengkap dan memiliki makna. Jenis kelas itu yaitu nomina, verba, adjektiva, dan Adverbia.
Setelah sejumlah data kata “makang” diperoleh maka penjabaran tentang bentuk dan makna dapat dirinci sebagai berikut.
Bentuk kata “makang” dapat dikatakan sebagai frasa atau idiom bahkan kata majemuk akibat dipasangkan dengan kata lain yang berasal dari beberapa jenis kata.
1.     Bentuk kata makang dalam BMM
Kata “makang” yang merupakan jenis kelas kata verba bila dipasangkan dengan kata lain dapat berubah menjadi kata jenis lain yakni nomina, adjektiva dan adverbial. Ada beberapa jenis kelas kata yang dapat dipasangkan dengan kata “makang” sehingga kata itu jadi lengkap dan memiliki makna. Jenis kelas itu yaitu nomina, verba, adjektiva, dan Adverbia.

a.      Frasa V + V

1.     Makang tidor            ‘Pengangguran atau malas’
2.     Makang pinggir        ‘Cari kesempatan bila orang lagi lengah’
3.     Makang minya          ‘Masakan yang menyedot banyak minyak, boros minyak.
4.     Makang puji              ‘sombong’
5.     Makang tulang             ‘Malas’
6.     Makang gaji                ‘menjadi pembantu’
7.     Makang tampa         ‘mengambil tempat berlebihan’
8.     Makang ganang ‘berpengalaman’
9.     Makang gaji buta     ‘gaji melebihi pekerja’
10.  Makang sogok           ‘menerima sogokan’
11.  Makang dua pintu      serakah/ tukang selingkuh/ pendapatan ganda
12.  Makang kaeng             ‘boros kain’
13.  Makang angin             ‘tidak mendapatkan sesuatu’
14.  Makang minya             ‘boros makanan berminya’
15.  Makang waktu             ‘boros waktu’
16.  Makang doi                 ‘boros uang’
17.  Makang tissue             ‘boros tissue’
18.  Makang-makang          ‘ pesta’

b.     Frasa V + N

1.     Makang garang          ‘berpengalaman’
2.     Makang minya            ‘boros dalam menggoreng/mengisap minyak’
3.     Makang puji              ‘sombong’
4.     Makang tulang             ‘Malas’
5.     Makang gaji                ‘menjadi pembantu’
6.     Makang tampa         ‘mengambil tempat berlebih’
7.     Makang banang            ‘boros benang’
8.     Makang gaji buta     ‘gaji melebihi pekerja’
9.     Makang sogok           ‘menerima sogokan’
10.  Makang dua pintu       ‘sekaligus mendapat penghasilan dari dua tempat’
11.  Makang kaeng             ‘boros kain’
12.  Makang angin             ‘tidak mendapatkan sesuatu/ nihil’
13.  Makang minya             ‘boros makanan berminya’
14.  Makang waktu             ‘boros, waktu’
15.  Makang doi                 ‘boros uang’
16.  Makang orang            ‘emosi atau marah sekali pada seseorang’

c.      Frasa V + ADJ

1.     Makang untung
2.     Makang pinggir

d.     V + Adverbia

1.     Makang pinggir
 
 
 
Klausa
1.     Nda makang pengajaran ‘bebal’
2.     Bunga makang bunga     ‘bunga uang dari rentenir yang besar/bunga peminjaman uang’

2. Makna kata makang dalam BMM

a.      Makna denotatif

Kata “makang” yang memiliki makna denotatif yakni “makang” yang memang benar-benar aktivitas makan, atau mengunyah sesuatu sampai orang merasa kenyang. Data “makang” yang mengandung makna denotatif yaitu sebagai berikut.

1.     Makang hati ayang
2.     Makang nasi campur ikang bakar rica

b.     Makna konotatif

Makna kata “makang” yakni Makna Konotatif. Semua kata “makang” yang dipasangkan dengan kata lain memiliki arti diluar arti yang sebenarnya.

1.     Makang garang                ‘berpengalaman’
2.     Makang minya             ‘boros dalam menggoreng/ mengisap minyak’
3.     Makang puji               ‘sombong’
4.     Makang tulang              ‘Malas’
5.     Makang gaji               ‘menjadi pembantu’
6.     Makang tampa                ‘mengambil tempat berlebih’
7.     Makang banang              ‘boros benang’
8.     Makang gaji buta           ‘gaji melebihi pekerja’
9.     Makang sogok            ‘menerima sogokan’
10.  Makang dua pintu             ‘sekaligus mendapat penghasilan dari dua tempat’
11.  Makang kaeng                ‘boros kain’
12.  Makang angin            ‘tidak mendapatkan sesuatu/ nihil’
13.  Makang minya               ‘boros makanan berminya’
14.  Makang waktu            ‘boros, waktu’
15.  Makang doi                ‘boros uang’
16.  Makang orang                      ‘emosi atau marah sekali pada seseorang’

 KESIMPULAN

Pertama, bentuk kata “makang” menghasilkan pola kaidah Frasa berupa Frasa dari V+ V, V+N, V+ADJ. dan V+ADVERBIA. Kata “makang” berubah menjadi jenis kelas kata lain yakni Nomina, Adjektiva, dan Adjektiva karena penggabungan dua kata atau lebih yang berbeda jenis kelas kata ataupun jenis kelas kata yang sama. Kata “makang” merupakan kata majemuk dalam Bahasa Melayu Manado (BMM).
Kedua, makna kata “makang“ bermakna denotatif dan konotatif. Makna yang sering muncul yakni makna konotatif.

REFERENSI

Aarts and Aarts. 1997. Syntactical Structure. London: Holt Reinhart, and Wilson, Inc.
Akmajian, A. and Demers R., Farmer, A and Harnish R. M. Harnish. 1990. An Introduction to Language and Communication sixth edition. Massachusetts : The MIT press.
Binkert, P.  J. 2003. Linguistic Analysis. Auburn Hills. Michigan: The Langtech Corporation.
Carter. R. 1993. Introducing Applied Linguistics. London: Penguin Books.
Chomsky, N. 1957. Syntactic Structures. Mouton de Gruyter Berlin: New York.
Charles, W.K. 1998. Introducing English Semantics. Routledge Taylor & Francis Group. New York
Gleason, H.A. 1972. An Introduction to Descriptive linguistics. New York : Ho1t Reinhart & Winston
Grffiths, Patrick. 2006. An Introduction to English Semantics and Pragmatics Edinburg.
University Press Ltd.
Harefa, M. N. 2015. “An analysis of English Idioms Found In One Album Aerosmith‟s”. Skripsi. STBA Prayoga Padang.
Hockett, C. F. 1965. A Course In Modern English Linguistics. New Delhi: Oxford & Lbh
Hurford, R.J and Heasley, B. 2007. Semantics: A Course Book Cambridge: Cambridge University Press.ublishing, Co.
Kreidler, C W. 1998. Introducing English semantics. London: Routledge.
Leech, G. 1981. Semantics. Cambridge : Cambridge University Press.