Foto bersama usai Olly Dondokambey menerima gelar bangsawan
Pacificnews.id-.Gubernur Sulut, Prof. DR(HC), Olly Dondokambey, SE, resmi bergelar Kanjeng Pangeran Arya Dharmanegara, sementara Ir. Rita Dondokambey-Tamuntuan bergelar Mas Ayu Dharmaningtyas dari Keraton Solo, Senin Malam (05/08/2024).
Dengan demikian nama Olly Dondokambey dan Rita Dondokambey menjadi Kanjeng Pangeran Arya Olly Dondokambey Darmonagoro dan Kanjeng Mas Ayu Rita Dondokambey Darmaningtyas.
Pemberian gelar bangsawan ini diserahkan langsung oleh Raja Keraton Solo Sri Susuhunan Pakubuwana XIII di Keraton Kasunanan Hadiningrat Solo.Jalan Kamandungan, Baluwarti, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Keraton ingin menginspirasi masyarakat mengikuti jejak para tokoh tersebut dalam mempromosikan nilai-nilai positif.
Dengan demikian, pemberian gelar budaya merupakan cara Keraton Surakarta untuk mendukung dan mempromosikan harmoni, toleransi, dan kerja sama antar umat beragama di Indonesia.
Olly dan Rita nampak mengenakan pakaian adat keraton Solo saat menerima gelar tersebut.
Olly Dondokambey dinilai layak diberi gelar tersebut didasari oleh beberapa alasan yang di sampaikan Pihak Keraton Solo.
pemberian penghargaan itu merupakan bukti bahwa kiprah Olly Dondokambey sudah diakui luas di Indonesia.
Gubernur Sulut ini dinilai patut menerima gelar tersebut oleh karena telah memberikan kontribusi dalam promosi kerukunan antar umat beragama, perdamaian, dan toleransi di dalam masyarakat.
Pemberian gelar budaya dari Karaton Surakarta pun didasari oleh beberapa alasan utama:
1.Pengakuan atas kontribusi.
Tokoh lintas agama yang menerima gelar tersebut biasanya telah memberikan kontribusi signifikan dalam mempromosikan kerukunan antar umat beragama, perdamaian, dan toleransi di masyarakat. Gelar ini merupakan bentuk penghargaan atas usaha mereka dalam menciptakan harmoni sosial.
2.Penguatan nilai-nilai kebudayaan. Keraton Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa memiliki peran penting dalam melestarikan dan menyebarkan nilai-nilai budaya, termasuk nilai-nilai toleransi dan kerukunan. Dengan memberikan gelar kepada tokoh lintas agama, keraton berusaha menegaskan kembali pentingnya nilai-nilai ini dalam kehidupan masyarakat.
3.Pendorong dialog antaragama. Pemberian gelar ini juga berfungsi sebagai dorongan untuk terus melakukan dialog antaragama dan memperkuat ikatan antar umat beragama. Keraton Surakarta ingin mendorong tokoh-tokoh agama untuk terus berkolaborasi dan mencari solusi bersama dalam mengatasi tantangan-tantangan sosial.
4.Meningkatkan citra keraton.
Dengan memberikan gelar kepada tokoh lintas agama, Keraton Surakarta juga ingin menunjukkan bahwa mereka mendukung pluralisme dan keberagaman. Ini bisa meningkatkan citra keraton sebagai institusi yang inklusif dan terbuka terhadap berbagai macam latar belakang dan keyakinan.
5.Teladan bagi masyarakat. Tokoh-tokoh yang menerima gelar ini diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas dalam hal toleransi, perdamaian, dan kerja sama antar agama. Keraton ingin menginspirasi masyarakat untuk mengikuti jejak para tokoh tersebut dalam mempromosikan nilai-nilai positif.
Dengan demikian, pemberian gelar budaya ini merupakan cara Keraton Surakarta untuk mendukung dan mempromosikan harmoni, toleransi, dan kerja sama antar umat beragama di Indonesia.
Sejumlah tokoh Sulut diundang pada prosesi agung itu, yakni para undangan terdiri dari Forkopimda Sulut, Bupati dan Walikota di Sulut, pejabat Pemprov Sulut serta tokoh agama.
Sebelumnya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, juga pernah memberikan Gelar Bangsawan kepada beberapa Tokoh Nasional, yakni Fadly Zon, Tri Rismaharini, Susi Pudjiastuti, Adyaksa Dault, Penyanyi Syahrini,Rossa,Maia Estianty, Happy Salma,Reisa Broto Asmoro, Nadine Chandrawinata,Judika,Poppy Dharsono,Menkes Budi Gunadi, Sutiyoso dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan namanya kini menjadi Kanjeng Pangeran Gibran Rakabuming Widura Negara.
(Adve)