Pdt Gilbert Lumoindong bersama Istri
Pacificnews.id- Pada Senin (13/1/2025) malam waktu Qatar, adalah hari yang sangat bersejarah di Timur-Tengah; khususnya Palestina dan Israel. Setelah lebih dari 460 hari konflik yang menghancurkan di Gaza Atas peran mediator utama dalam perundingan ini yaitu Qatar, yang kemudian juga didukung Mesir, Amerika Serikat, serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Terwujudlah mimpi serta doa-doa umat di dunia ini, secara umum, serta secara khusus di Indonesia; yaitu kesepakatan menghentikan kekerasan dengan mengadakan perjanjian kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Adapun isi kesepakatan perjanjian yang disepakati oleh pihak Hamas dan Israel dihadapan para mediator, akan berlangsung dalam 3 tahap:
Tahap Pertama (42 Hari)
* Penghentian operasi militer dan pengintaian udara di Gaza.
* Penarikan pasukan Israel dari daerah padat penduduk menuju perbatasan Gaza.
* Pertukaran tahanan dan narapidana antara kedua pihak.
Tahap Kedua (42 Hari):
* Penghentian total permusuhan dan operasi militer.
* Penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
* Pertukaran tahanan tambahan, termasuk warga sipil dan tentara Israel.
Tahap Ketiga (42 Hari):
* Pemulangan jenazah dari kedua belah pihak.
* Rekonstruksi Gaza selama 3–5 tahun dengan dukungan internasional.
* Penghentian pengepungan total di Gaza.
Setelah pengumuman gencatan senjata, ribuan warga Gaza turun ke jalan merayakan kesepakatan yang diharapkan mengakhiri penderitaan mereka. Di luar Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Deir Al Balah, juga di Khan Yunis, Gaza Selatan, massa menyanyikan yel-yel dan mengibarkan bendera. “Saya tidak percaya mimpi buruk ini akhirnya berakhir,” “Begitu banyak yang meninggal, kami kehilangan segalanya, Namun sekarang ada harapan baru”, tidak sedikit juga yang menyampaikan syukur pada Tuhan, atas perdamaian ini. Perayaan juga berlangsung dengan tabuhan genderang dan kendaraan bersenjata Palestina melaju perlahan di jalan-jalan kota, menunjukkan solidaritas dan harapan akan perdamaian. Terlihat juga antusiasme masyarakat Gaza dengan memenuhi rumah-rumah ibadah di seputar Gaza, baik Mesjid maupun Gereja.
Pdt Dr Gilbert Lumoindong, salah seorang pemerhati masalah Timur-Tengah yang juga banyak menyerukan perdamaian Palestina-Israel, menyampaikan rasa syukurnya pada Tuhan, sambil menyampaikan pernyataannya, bahwa ternyata, doa-doa kami pimpinan umat beragama dalam acara deklarasi dukungan dan solidaritas untuk Timur-Tengah, yang dipimpin oleh, Syeh Zuhair SM Al-Shun, Dubes Palestina untuk Indonesia, di kantor Kedutaan Besar Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 8 Januari 2025, dapat diterima Tuhan, untuk mempercepat proses perdamaian dan gencatan senjata di Timur-Tengah. Harapan Gilbert, kiranya dengan kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel ini, segera terwujud, solusi 2 negara, Palestina-Israel yang dapat berdampingan dengan rukun. Sehingga umat Muslim dan umat Kristiani yang mau berziarah baik ke Al-Aqsa bagi umat Muslim dan Yerusalem bagi umat Kristiani, sudah dapat semakin dimudahkan karena keamanan.
(Stvn)