Penulis: Theresia M. C. Lasut
Universitas Sam Ratulangi
Manado,Pacificnews.id-.This study is concerned to the contraction of Manadonese Malay Language. The method of this study is descriptive linguistics. The data are collected by using library and field researches through observation and interview to informants as random sampling. So the purposes is to identify and describe the form of contraction in Manadonese Malay language. The result of research shows that Manadonese Malay contraction consist of several classes of word which are Helping verb, Full verb, Personal pronouns, Prepositions and Negative form. So and Mo are consider as helping verbs; co and pi are full verb; ta and tong are negative forms; and pe belongs to possessive pronoun. Contraction in Manadonese Malay language is always used in daily conversation so it is very important to know more deeply. Beside that, Manadonese Malay language is one dialect as a tool of communication used among the speakers of local language in Minahasa, Sangihe, Talaud and Bolaang Mongondow area in North Sulawesi province nowadays.
Keywords : contraction, Manadonese Malay language, linguistics, North Sulawesi area
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Melayu Manado dianggap menjadi salah satu dialek dari Bahasa Melayu. Pemakainnya sudah meluas dan merata di seluruh wilayah Sulawesi Utara. Pengaruh arus globalisasi yang deras terhadap perkembangan segala bidang kehidupan di Sulawesi Utara berdampak baik pada Bahasa Melayu Manado sekarang. Efek menonjol yang tampak yaitu Bahasa Melayu Manado hamper menguasai seluruh daerah Sulawesi Utara dan mulai menggeser peran Bahasa daerah di setiap wilayah daerah sebagai alat komunikasi utama. Oleh karena itu. Bahasa Melayu Manado sangat menarik untuk dibahas walaupun sudah banyak penelitian tentang itu sebelumnya.
Salah satu aspek dalam kajian bahasa yang dianggap penting tetapi kurang diperhatikan dalam pemakaian Bahasa Melayu Manado yaitu bentuk kontraksi misalnya so, mo, co, nya, ta yang berasal dari sudah, mau, coba, nyanda, kita. Contoh pemakaian kontraksi dalam ekspresi kalimat yang diucapkan penutur yaitu ‘kiapa so‘ ‘Kenapa?’, ‘So pi kasana‘ ‘sudah pergi ke sana’, ‘Co ngana tanya pa dia jo‘ ‘Coba kamu tanya padanya’, dan ‘Ta nintau e‘ ‘Saya tidak tahu’. Bentuk kontraksi ini sering digunakan oleh orang Manado dalam berucap. Bila dilihat pada contoh maka ditemukan pemakaian so sebagai bentuk kontraksi dan so sebagai bentuk tambahan yang memperindah kalimat. So memiliki dua bentuk yang berbeda. Sehubungan dengan itu, perlu kiranya bentuk kontraksi bahasa Melayu Manado dibahas lebih mendalam agar kajian tentang bahasa ini menjadi jelas dan terperinci bahkan lebih dikenal luas sebagai informasi penting bagi kalangan wilayah regional, nasional dan internasional.
B. Masalah
Masalah yang diangkat dalam studi ini ialah : Apa saja kontraksi yang ditemukan dalam Bahasa Melayu Manado?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini ialah mengidentifikasi, menganalisis dan mendeskripsikan kontraksi dalam Bahasa Melayu Manado.
D. Kerangka Teori
Teori yang dipakai dalam mengkaji kontraksi Bahasa Melayu Manado dapat dipaparkan sebagai berikut. Matthews (1978) dan Akmajian (1994) menyatakan bahwa kontraksi adalah pemendekan dari suatu kata yang dimasukkan pada kalimat. Kontraksi dapat terjadi pada leksem atau morfem bebas yang sama dengan kata. Penempatan kontraksi dapat berdiri sendiri atau dilekatkan pada kata lain dalam kalimat, yang penting tujuan penempatan kontraksi masih sesuai dengan kaidah kalimat sehingga makna dari kalimat yang diucapkan dapat diketahui dengan jelas. Contoh: have menjadi ‘ve pada kalimat I’ve got you, atau not menjadi n’t pada kalimat It isn’t enough. Kontraksi pada bahasa Inggris biasanya terjadi verba bantu/kata kerja bantu. Sebagaimana contoh yang dipaparkan di atas kata kerja bantu have termasuk pada auxiliary verb, sedangkan not menjadi bagian dari kalimat negatif.
Kontraksi pada bahasa Indonesia sedikit berbeda dengan bahasa Inggris seperti yang sudah diungkapkan oleh Chaer (2003) sebagai berikut. Contoh kontraksi yang ditemukan pada bahasa Indonesia yaitu dll. berasal dari dan lain-lain, dsb. kependekan dari dan sebagainya, dst. kependekan dari dan seterusnya, sehingga contoh kontraksi bahasa
Indonesia bukan hanya pada jenis kelas kata tertentu tetapi ada pada semua jenis kelas kata.
E. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilaksanakan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh :
1) Murni (2013) berjudul “Kontraksi dalam Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar” Penelitiannya menunjukkan adanya fonem yang dilesapkan dalam kontraksi bahasa Melayu Riau dialek Kampar berada di awal kata dan di tengah kata, serta terjadi apheresis suku kata sekaligus sinkope fonem dalam satu kata. Suku kata yang dilesapkan dalam kontraksi bahasa Melayu Riau dialek Kampar ditemukan di awal kata dan di tengah kata. Penelitian ini menghasilkan sistem pelesapan fonem dan kontraksi yang terjadi dalam bahasa Melayu Riau dialek Kampar berupa sistem fonem dan sistem suku kata yang dilesapkan dalam kontraksi bahasa Melayu Riau dialek Kampar.
2) Wulandari (2014) berjudul “Penggunaan Abreviasi dalam Bahasa Sunda
(Kajian Morfosemantis)” Tujuan dari penelitian, yaitu mengklasifikasikan bentuk-bentuk abreviasi, mendeskripsikan pola-pola pada proses pembentukan, dan mendeskripsikan perubahan makna dari hasil abreviasi dalam bahasa Sunda. Teori yang melandasi penelitian ini meliputi morfologi, semantik, abreviasi, makna, dan perubahan makna. Hasil penelitian ini mengungkap fenomena pada abreviasi dalam bahasa Sunda yang lebih sering digunakan oleh masyarakat dengan muatan analisis difokuskan terhadap bentuk-bentuk abreviasi, pendeskripsian pola pada proses pembentukan, dan juga penganalisisan makna dengan melihat makna leksikal dan gramatikal untuk membuktikan adanya perubahan makna atau tidak.
II. ANALISIS
Pembahasan tentang kontraksi dalam bahasa Melayu Manado dapat diperinci sebagai berikut. Kata-kata kontraksi terdiri atas: So, mo, jang, co, ta, tong, nya, pi, pe dan pa merupakan jenis kelas kata yang berbeda. So kependekan dari sudah merupakan kelas kata kerja bantu. Mo kependekan dari mau termasuk pada kelas kata kerja. Jang dari kata jangan merupakan jenis kelas kata kerja yang berarti negatif. Co kependekan dari kata coba termasuk pada kata kerja. Ta kependekan dari kita yang menjadi salah satu pengganti orang tunggal. Nya kependekan dari kata nyanda yang merupakan kata negatif. Pi kependekan dari pigi yang merupakan kata kerja. Pe kependekan dari kata punya yang termasuk pada kata kepunyaan. Pa kependekan dari pada yang merupakan preposisi.
1. So
So kependekan dari sudah yang termasuk pada jenis kelas kata kerja bantu. Bila dilihat pada penempatan dalam kalimat maka so selalu ditempatkan pada posisi sesudah pengganti kata orang. Misalnya, ‘Ngana so mandi?’ ‘kamu sudah mandi?’ atau penempatan so ada sebelum kata yang mengandung arti negatif yaitu nyanda, contoh: ‘So nyanda kata’ ‘Katanya sudah tidak’. So menyatakan waktu lampau atau waktu yang sudah lewat.
2. Mo
Mo kependekan dari kata mau yang dapat digolongkan pada jenis kelas kata kerja bantu atau termasuk juga pada kata kerja yang berarti suka, ingin. Contoh pemakaian mo pada kalimat yaitu: Kita mo pi Tondano besok. Mo ditempatkan sesudah kita sebagai pengganti orang pertama tunggal yang berarti saya, dan sebelum kata kerja pi yang berarti pergi. Kata pergi juga mengalami kontraksi pi dari bahasa Melayu Manado pigi. Pemakaian mo pada kalimat di atas berbeda dengan penempatan mau pada kalimat berikut Mau jo kote
‘Suka juga.’ Pada kalimat ini kata mau yang ditempatkan bukan mo. Contoh yang lain ‘Kiapa jo kita mo suka pa dia do ce’ ‘Kenapa saya harus suka padanya.’ Penempatan mo sebelum kata kerja suka menandakan bahwa mo sebagai tekanan bahwa si penutur benar-benar berbicara serius menyatakan sesuatu. Mo menyatakan kala waktu yang akan datang. Penutur mengucapkan kalimat yang menyangkut kegiatan baru akan berlangsung.
3. Jang
Jang kependekan dari kata jangan yang termasuk pada jenis negatif. Contoh penempatan kata jang pada kalimat yaitu Jang bagitu kua ngana e. ‘Jangan begitu kamu’. Jang ditempatkan pada posisi kalimat negatif yang berarti melarang sesuatu. Contoh yang lain, Jang bamuka sembut bagitu kwa.
4. Co
Co kependekan dari kata coba yang dapat digolongkan pada jenis kelas kata kerja karena biasanya kelas kata ini ditempatkan pada posisi kata pertama dalam kalimat. Contoh:
Co ngana tanya pa dia kalo butul tu info ‘Coba kamu tanya padanya kalau info itu benar’.
Kata coba yang dipendekkan co mengandung arti kata kerja bantu saja pada kalimat. Kalau penempatan kata coba sendiri tanpa penempatan coba yang dipendekkan menjadi co biasanya berada pada posisi tengah sebagaimana contoh kalimat berikut, Jang coba mo bakasar lagi pa kita e Jangan coba berlaku kasar padaku. Kata coba kontr aksi jang dari jangan dan diikuti oleh kontraksi mo. Pada tidak dapat diurutkan sesuka hati, jadi harus ada sela kata yang tidak dipendekkan kalimat ini terlihat bahwa kontraksi yaitu kata coba.
5. Ta
Ta kependekan dari kita yang menjadi bagian dari kelas kata pengganti pertama tunggal. Contoh kalimat yaitu Sbantar ta ambe ulang tare tu doi ‘sebentar saya ambil kembali lagi uang itu’. Penggunaan ta sebagai kependekan dari kita biasanya cenderung ke ucapan kalimat yang agak negatif. Ta yang berarti kita tidak akan digunakan pada kalimat positif misalnya, Kita suka sekali makang pangi ‘Saya suka sekali makan pangi’. Kita diucapkan lengkap tanpa dipendekkan pada kalimat di atas.
6. Tong
Tong kependekkan dari torang yang berarti kami. Tong menjadi bagian dari kata pengganti orang jamak. Contoh pemakaian tong pada kalimat yaitu Tong deng tong jo kua tu undang ‘Kami saja yang diundang’.
7. Nya
Nya merupakan kependekan dari nyanda yang berarti tidak. Nya termasuk pada jenis kelas kata negatif. Pemakaian nya dalam kalimat yaitu Nya usah bilang kua pa dia ‘Tidak perlu memberitahu dia’
8. Pi
Pi merupakan kependekan dari pigi yang berarti pergi. Pi termasuk pada kelas kata kerja. Contoh kalimat yang menggunakan kata pi yaitu Kita mo pi Tondano ‘Saya hendak pergi ke Tondano’. Pi ditempatkan sejajar dan berdekatan dengan kontraksi mo yang menandakan kala waktu yang akan datang atau berarti penutur ba mau dilaksanakan. baru mau pergi atau kegiatan baru
9. Pe
Pe merupakan kependekan dari punya. Pe termasuk pada jenis kelas kata kepunyaan. Contoh pemakaian dalam kalimat yaitu Ta pe orangtua pe tanah itu. ‘Tanah itu milik orangtuaku’
10. Pa
Pa merupakan kependekan dari pada. Kata pa dapat digolongkan pada jenis kelas preposisi. Contoh pemakaian pa dalam kalimat yaitu Kita mo kase pa sapa dang ‘kepada siapakah saya harus berikan’.
III. PENUTUP
Bentuk kontraksi dalam bahasa Melayu Manado terdiri atas jenis kelas kata kerja bantu, kelas kata kerja dan preposisi serta kelas kata yang bermakna negatif serta larangan. Kata- kata yang masuk pada kontraksi menyatakan kala waktu lampau yaitu so serta kala waktu yang akan datang atau kegiatan yang baru mau dilaksanakan yaitu mo.
Berdasarkan pada hasil temuan yang ada maka disarankan pada peneliti lain agar dapat meneliti lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Akmajian, 1994. Morphology. New York, USA: Penguin Books.
Chaer, H., 2004. Pembagian Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Kridalaksana, H., 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Matthews, 1987. Morphology. New York, USA: Penguin Books
Murni, D. (2013). Kontraksi dalam Bahasa Melayu Riau Dialek Kampar Tarigan, H..1985. Pengajaran Morfologi. Bandung : Angkasa.
Wulandari, R. E. (2014). Penggunaan Abreviasi Dalam Bahasa Sunda (Kajian Morfosemantis).
Jurnal Bahtera Sastra Indonesia, 1(2).